Memasuki libur lebaran 2020, ucapan syukur alhamdulillah karena home learning berhenti sejenak. Mungkin itu yang dirasakan sebagian siswa siswi dan orang tua yang mendampingi anaknya belajar di rumah.
Ya... Wabah pandemi covid-19 memberi dampak yang begitu besar dalam semua lini kehidupan, tidak terkecuali dalam bidang pendidikan. Sehingga penyesuaian model pembelajaran dilakukan secara mendadak. Ada sekolah yang dengan cepat melakukan adaptasi terhadap kondisi tersebut, ada juga yang butuh waktu lebih lama menyesuaikan dari sisi pelaksanaan secara riil di lapangan.
Menteri Pendidikan telah
mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan
Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Coronavirus Disease
(Covid-19) yang dikeluarkan pada 24 Maret lalu, dimana berisi tentang
penyesuaian ujian sekolah dengan pembatalan UN, implementasi pembelajaran jarak
jauh dan lain lain.
Mendikbud Nadiem Anwar
Makarim menyampaikan materi belajar di rumah dapat difokuskan pada pendidikan
kecakapan hidup, misalnya yang saat ini relevan adalah memahami apa itu pandemi
Covid-19.
Dan ada catatan penting untuk
guru berkaitan dengan pembelajaran jarak jauh “home learning”, yaitu panduan kebijakan belajar di rumah, yaitu:
1. Variasi tugas dan
aktivitas disesuaikan dengan minat dan kondisi siswa serta mempertimbangkan
kesenjangan akses/fasilitas belajar di rumah.
2. Siswa tidak
dibebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas
maupun kelulusan.
3. Pembelajaran
dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa.
4. Belajar di rumah dapat
difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup, antara lain mengenai pandemik
Covid-19.
5. Bukti atau produk aktivitas belajar dari rumah diberi umpan balik
yang bersifat kualitatif dari guru, tanpa harus berupa skor/nilai kualitatif.
Namun pada pelaksanaannya hal tersebut tidak mudah. Terbukti bahwa banyak sekolah yang masih mengejar kurikulum, sehingga mengakibatkan pemberian tugas yang terlalu banyak. Hal tersebut terjadi pada banyak sekolah negeri maupun swasta dengan berbagai alasan tertentu. Namun terlepas dari alasan apapun, seharusnya sekolah kembali tujuan dari pendidikan itu sendiri.
Sebagai orang tua yang harus mendampingi sikecil ber-SFH, maka saya mencoba untuk meng-kompile hasil belajar anak saya. Hasil belajar berupa tulisan maupun hasil karya fisik. belum semua memang, tapi ini usaha untuk mengumpulkan semua hal yang berserak. Mungkin bisa menjadi inspirasi bagi ayah ibu yang juga ingin mengumpulkan apa saja yang telah dipelajari selama study from home. Mungkin suatu saat bisa menjadi kenangan yang indah bagi buah hati kita.
saya coba mengumpulkan menggunakan flipsnack app, yang bisa digunakan secara free dan online. berikut contoh yang saya buat.
semoga bermanfaat.
social media